RSS
Hello! Welcome to this blog. You can replace this welcome note thru Layout->Edit Html. Hope you like this nice template converted from wordpress to blogger.

Pages

Review Film Indonesia : TOBA DREAM


Salam Cinta Perfilman Indonesia 
#DUKUNGFILMINDONESIA 

Halo para pencinta film hari ini ACIM akan Me-review Film Indonesia yang baru aja tayang di Bioskop Indonesia nih yaitu Toba Dream..


Yang menunggu akting dari pasangan selebritis ini yaitu Vino G Bastian Dan Marsha Timothy harus banget nonton Film ini karena di film ini mereka bermain bersama.


Film ini berlatar belakang tentang kisah cinta yang terlalu mencintai.Cinta yang kadang tersesat dalam menemukan kebenaran. Seperti sersan Tebe yang mendidik anak-anaknya layaknya pasukan tempur karena cintanya yang luar biasa kepada mereka. Maka ketika Ronggur, anak sulungnya menjadi pemberontak dalam keluarga, terjadilah konflik mendalam antara ayah dan anak. Ronggur yang sesungguhnya mewarisi tabiat keras ayahnya menemukan cinta dalam diri Andini, seorang wanita ningrat yg berbeda agama.
Film ini adalah tentang mimpi sersan Tebe yang ingin hidup dengan tenang dan damai mengandalkan uang pensiunan tentara dan memilih pulang untuk membangun kampung halamannya. Tapi Ronggur menolak, ia ingin membuktikan bahwa selama ini ayahnya salah memilih jalan hidup. Dengan penuh siasat Ronggur menjelma menjadi pentolan mafia narkoba dan merebut Andini dari orangtuanya yang tak merestui hubungan mereka.
Apakah pada akhirnya setiap anak manusia sanggup menggapai mimpi dan merenangi takdirnya dengan bahagia? diantara gemerlapnya jakarta dan ketenangan danau toba..sersan tebe, ronggur dan andini merajut drama perjalanan mereka. Di danau Toba jualah MIMPI dan CINTA mereka bermula.


Genre: Drama
Director: Benny Setiawan
Producer: Rizaludin Kurniawan
Production: TB Silalahi Center, Semesta Production
Official: twitter.com/ToBaDreamsFilm
Durasi Film: – minutes Rating: R (13+)
Cast: Vino G Bastian, Marsha Timothy, Mathias Muchus, Ramon Y. Tungka, Haykal Kamil, Boris Bokir, Ajil Ditto, Judika, Paloma Kasia, Jajang C. Noer


penasaran seperti apa filmnya?
hayo tonton terus film Indonesia 

#DUKUNGFILMINDONESIA
#CINTAFILMINDONESIA

Review Film Indonesia : TURIS ROMANTIS


Salam Cinta Perfilman Indonesia 
#DUKUNGFILMINDONESIA
 
kali ini ACIM (Aku Cinta Movie Indonesia) akan me-review nih film film keren Indonesia apa aja yang lagi di tayangkan di Bioskop Indonesia ..

TURIS ROMANTIS

Siapa sih yang ngga kenal dengan shaheer sheik? dia adalah aktor India yang terkenal di Indonesia karena aktingnya sebagai Arjuna dalam serial televisi India yaitu Mahabrata.

Kali ini shaheer berkontribusi langsung dengan bermain di film Indonesia buatan sutradara Senoaji Julius dan juga, produser Celina Judisari dan Hanung Bramantyo di film TURIS ROMANTIS selain shaher di film tersebut ada juga si cantik Kirana Larasati, Mike Lucock, Alby Jufri, Retno Yunitawati. 

Film ini bercerita tentang Nabil (Kirana Larasati), baru saja lolos dari ancaman. Takur (Mike Lucock),rentenir keturunan india menyewa kawanan preman untuk menagih utang ayah nabil, oemabuk suka judi dan tidak punya  punya tanggung jawab. Karena ayah Nabil kabur kaburan, rentenir menagih uang ke ibu nabil. melihat ini Nabil pasangng badan fan bilang akan membayar semua utang ayahnya. nabil berjanji akan mengembalikan utang 100 juta dalam dalam waktu lima hari.
 Lalu, Nabil dapat telepon yang mengabari kalau ayahnya masuk rumah sakit. ketika tiba di rumah sakit, ayah Nabil dalam keadaan tidak sadar. karena sudah melalui operasi jantung. ayahnya menang judi, saking senangnya kena serangan jantung.

Nabil pusing: harus bayar utang sekaligus membayar lunas biaya pengobatan ayahnya, atau rumahnya akan hilang. Ia lalu minta kerjaan pada Sephia, temannya. Sephia menawarkan Nabil menggantikan dia jadi tour guide. 
Nabil dengan berat hati menerima.

Nabil menunggu di airport, dengan membawa papan nama tamunya. Dia merasa enggan,karena tamunya adalah orang india. Lalu muncullah Azan Khan (Shahher Sheikh), yang ternyata sangan tampan. azan meminta nabil untuk di ajak ketempat-tempat romantis di Jogjakarta. azan ternyata seorang fotografer kalender yang mencari tempat-tempat romantis di Jogjakarta termasuk tempat makam kakeknya.

Para preman tetap memantau Nabil. Suatu waktu para preman juga mengganggu Azan, sehingga terjadi perkelahian dan di  luar dugaan, Azan jago kelahi. Preman-preman itu tunggang langgang.





Kepercayaan Azan sudah 100% pada Nabil, saat berhasil menemukan makam kakeknya.  azan sangat terbuka akan kisah kakeknya yang meninggalkan anak dan keluarganya. tetapi nenek tetap menunggu dan mencintai kakek. Sama seperti ibunya, yang tetap mencintai bapaknya, walaupun bapaknya ngawur beribu- ribu kali.

Wah penasaran gimana akting Shaheer bersama Kirana?
Dan juga bagaimana nasip Kirana saat di datangi preman-preman suruhan Mike Lucock?
Hayo tonton Film TURIS ROMANTIS di Bioskop-bioskop kesayangan kamu..
 

 

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN FILM INDONESIA


Bagaimana sih sama industri film Indonesia? Topik ini lama banget jadi perkembangan selama dua dekade lamanya menjadi bahan obrolan dikalangan pencinta film indonesia.

Dan pada tahun 1980-an sampai 1990-an adalah masa-masa terburuk bagi dunia film indonesia.banyaknya film film international membuat film dalam negeri belum bisa bersaing,dan permasalah ini sangat menyedihkan tentunya. 
Penyebabnya mulai dari dana,sumber daya manusia sampai kebijakan pemerintah. Persoalan ini dari tahun ke tahun semakin ada jarak antara film, bioskop dan penonton.
Di awal tahun 2000 mulai ada semnagat baru dalam industri film Indonesia. 

Karya-karya eperti Garin Nugroho, Riri Reza, Rizal Mantovani, Jose Purnomo dan beberapa sineas lainnya sangat memberikan semangat baru pada industri film Indonesia.
Kenyataan ini cukup memberi harapan, karena selain disaat bersamaan dengan bangkitnya film-film tak ngga kerasa nih bahwa industri perfilman sesungguhnya sudah seratus tahun dikenal di Indonesia.
Di Indonesia, film pertamakali diperkenalkan pada 5 Desember 1900 di Batavia (Jakarta). 
Pada masa itu film disebut “Gambar Idoep”. Pertunjukkan film pertama digelar di Tanah Abang. Film adalah sebuah film dokumenter yang menggambarkan perjalanan Ratu dan Raja Belanda di Den Haag. Pertunjukan pertama ini kurang sukses karena harga karcisnya dianggap terlalu mahal. Sehingga pada 1 Januari 1901, harga karcis dikurangi hingga 75% untuk merangsang minat penonton.
Film cerita pertama kali dikenal di Indonesia pada tahun 1905 yang diimpor dari Amerika. Film-film impor ini berubah judul ke dalam bahasa Melayu. Film cerita impor ini cukup laku di Indonesia. Jumlah penonton dan bioskop pun meningkat.
Film cerita lokal pertama yang berjudul Loetoeng Kasaroeng ini diproduksi oleh NV Java Film Company. Film lokal berikutnya adalah Eulis Atjih yang diproduksi oleh perusahaan yang sama. Setelah film kedua ini diproduksi, kemudian muncul perusahaan-perusahaan film lainnya seperti Halimun Film Bandung yang membuat Lily van Java dan Central Java Film Coy (Semarang) yang memproduksi Setangan Berlumur Darah.
Untuk lebih mempopulerkan film Indonesia, Djamaludin Malik mendorong adanya Festival Film Indonesia (FFI) I pada tanggal 30 Maret-5 April 1955, setelah sebelumnya pada 30 Agustus 1954 terbentuk PPFI (Persatuan Perusahaan Film Indonesia). Film Jam Malam karya Usmar Ismail tampil sebagai film terbaik dalam festival ini. Film ini sekaligus terpilih mewakili Indonesia dalam Festival Film Asia II di Singapura. Film ini dianggap karya terbaik Usmar Ismail. Sebuah film yang menyampaikan kritik sosial yang sangat tajam mengenai para bekas pejuang setelah kemerdekaan.
Di tahun ‘80-an, produksi film lokal meningkat. Dari 604 di tahun ‘70-an menjadi 721 judul film.

Jumlah aktor dan aktris pun meningkat pesat. Begitu pula penonton yang mendatangi bioskop. Tema-tema komedi, seks, seks horor dan musik mendominasi produksi film di tahun-tahun tsb. 

Sejumlah film dan bintang film mencatat sukses besar dalam meraih penonton. Warkop dan H. Rhoma Irama adalah dua nama yang selalu ditunggu oleh penonton. Film Catatan Si Boy dan Lupus bahkan dibuat beberapa kali karena sukses meraih untung dari jumlah penonton yang mencapai rekor tersendiri. Tapi yang paling monumental dalam hal jumlah penonton adalah film Pengkhianatan G-30S/PKI yang penontonnya (meskipun ada campur tangan pemerintah Orde Baru) sebanyak 699.282, masih sangat sulit untuk di tandingi oleh film-film lokal lainnya.
Kalau di awal munculnya bioskop, satu bioskop memiliki beberapa kelas penonton, tahun ‘80-an ini bioskopnya yang menjadi berkelas-kelas. 
Cinemascope kemudian lebih dikenal sebagai bioskop 21. Dengan kehadiran bioskop 21, film-film lokal mulai tergeser peredarannya di bioskopkecil dan bioskop-bioskop pinggiran. Apalagi dengan tema film yang cenderung monoton dan cenderung dibuat hanya untuk mengejar keuntungan saja, tanpa mempertimbangkan mutu film tersebut.
Hal lain yang juga tak bisa dipungkiri turut berperan dalam terpuruknya film nasional ini adalah impor dan distribusi film yang diserahkan kepada pihak swasta. Bioskop 21 bahkan hanya memutar film-film produksi Hollywood saja, tidak mau memutar film-film lokal. Akibatnya, di akhir tahun ‘80-an, kondisi film nasional semakin parah dengan hadirnya stasiun-stasiun televisi swasta yang menghadirkan film-film impor dan sinema elektronik serta telenovela.
Meski dalam kondisi “sekarat”, beberapa karya seperti Cinta dalam Sepotong Roti, Daun di atas Bantal karya Garin Nugroho mampu memenangkan berbagai penghargaan di festival film internasional. 
Pertengahan ‘90-an, film-film nasional yang tengah menghadapi krisis ekonomi harus bersaing keras dengan maraknya sinetron di televisi-televisi swasta. Praktis semua aktor dan aktris panggung dan layar lebar beralih ke layar kaca. kehadiran kamera-kamera digital berdampak positif juga dalam dunia film Indonesia.

Mulailah terbangun komunitas film-film independen. 

wah setelah baca post ini jadi tambah suka dong sama Film-f
ilm Indonesia?

Mangkanya jangan ngaku pencinta film kalo belum suka film Indonesia 

Salam Cinta Movie Indonesia 

Salam semangat untuk Perfilman Indonesia


Salam semangat untuk Perfilman Indonesia ..

Pertanyaan pertama yang ada di benak anda tentang film Indonesia apa?

seru ngga filmya?
banyak actionnya?
sedih?
atau endingnya udah ketauan?

Gerakan Aku Cinta Movie Indonesia atau ACIM berawal pada kami Mahasiswa London School Of Public Relation yaitu Richard Michael Lucock (Mike Lucock Aktor Film Indonesia), Devesh Rajkumar, Velisia Hosea dan terakhir Kasifa Akbari.

Melihat fakta yang terjadi bahwa sedikitnya partisipasi masyarakat akan cintanya dengan Film Indonesia, dan bermaksud untuk mengajak dan juga mencintai Film Indonesia karena Film Indonesia dari Zaman ke zaman sangat mengalami peningkatan dari segi cerita maupun aktor atau aktris yang bermain di Film-film Indonesia.


Mengapa kita harus menonton film Indonesia?

Faktanya Film Indonesia yang telah diproduksi pada 2013 sekitar 105 film dan selalu meningkat dari tahun ke tahun. Ini berarti, ada pasar untuk film Indonesia, tapi sayangnya masih banyak orang Indonesia yang tidak tertarik untuk menonton film Indonesia.
Catherine Keng, Sekretaris Perusahaan bioskop jaringan Cinema 21, berpendapat bahwa tren saat ini begitu. Menurut pengamatannya, kecenderungan itu karena film asing jauh lebih agresif dalam calon penonton meyakinkan untuk menonton film di bioskop yang bersangkutan. "Tidak semua orang memiliki waktu untuk menonton setiap hari. Dari banyak film dia akan memilih film yang dia jaminan bahwa ia ingin. Mungkin sekarang film Indonesia harus mampu meyakinkan penonton bahwa film ini akan disukai, "kata Catherine ke Muvila pekan lalu.

Secara terpisah, hal yang sama juga disampaikan oleh Rivki Morais Umagapi, yang merupakan film Programmer jaringan Blitz Megaplex, saat ditemui Muvila beberapa hari yang lalu. Dia melihat bahwa kecenderungan umum dari masalah bermuara pada promosi dan peningkatan kesadaran. 

"Kebenaran tidak bisa dikatakan bahwa film-film asing pasti lebih laku dibandingkan film Indonesia. Intinya adalah pada strategi konten dan pemasaran. Kebetulan film, impor, terutama blockbuster, memiliki strategi pemasaran yang sangat luas di masyarakat, "kata Rivki.Rivki mencontohkan film The Avengers, yang telah dikenal jauh sebelum rilis film, baik melalui komik Marvel atau film superhero yang mendahuluinya. Demikian pula Habibie & Ainun isi dan karakter masyarakat terkenal. "Orang-orang ingin menonton film biasanya karena ia tahu film di sana.Jika Anda tidak tahu, bagaimana orang ingin menonton? Dan, biasanya dari danpackaging promosi bahwa orang bisa menilai film yang menarik atau tidak, "kata Rivki.However, promosi bukan satu-satunya faktor yang menentukan kesadaran film. 
Menurut pengamatan Catherine Keng, kualitas film itu sendiri juga cukup menentukan. Oleh karena itu, isi terbukti memuaskan penonton, itu akan menjadi berita untuk calon penonton lainnya. Dengan penambahan ini, sebuah film bisa menarik lebih banyak pemirsa dan bertahan lebih lama di bioskop. "Seberapa besar Anda mempromosikan film, tapi yang paling penting adalah dari mulut ke mulut. Setelah mereka menonton film di bioskop, dia akan mengingat film dan menyampaikan pesan kepada teman-temannya, atau dia hanya bisa posting di media sosial. Jika dia kecewa setelah menonton film, ia tidak akan mengikuti apa pun.
Dari mulut ke mulut adalah faktor yang sangat important.location juga berpengaruh. Oleh karena itu, perilaku atau kegagalan film ini juga tergantung pada kepentingan dan selera orang di sekitar film ketika itu screened.The daya tarik film ini didefinisikan sebagai sesuatu yang mendorong orang untuk datang ke bioskop dan menonton film. Banyak faktor yang membuat daya tarik film untuk penonton. Sebagai contoh, efek visualisasi, promosi film, pemain, masalah yang diangkat dalam film, sedangkan peredaran film, bahkan kepada siapa film maker.Take misalnya film The Raid tahun 2012. 

Film ini berhasil untuk membawa sekitar 1,7 juta pemirsa. Film ini dapat dikatakan sukses berkat promosi film berbeda dari film-film Indonesia lainnya. Film ini mempromosikan diri melalui media asing melaporkan tentang film The Raid telah populer di berbagai festival film di dunia. Mungkin, ini adalah daya tarik utama dari film kepada penonton. Raid lain, film lain juga Marmut Pink. Pada 25 Mei 2014, film ini berhasil membawa 557 532 penonton. Dalam konteks ini, daya tarik film mungkin dalam gaya humor Raditya Dika. Raditya Dika adalah sosok yang cukup populer di kalangan remaja, baik pembaca novel dan pengguna media sosial seperti Twitter.Angka tujuh juta pengikut di twitter tampaknya menjadi potensi besar untuk Raditya Dika untuk mempromosikan dirinya dan produced.Nevertheless Film, faktor di atas dan banyak faktor lainnya masih sulit dipetakan dan sangat kontekstual. Harap diingat untuk Cinta Brontosaurus (2013) yang memenangkan 892 915 penonton, sementara ketika kualitas film "tetap" in Love di karton (2013), yang berdiri di penonton turun menjadi 213 014. Hal ini juga dapat menurunkan bukan karena peningkatan kualitas, namun karena tanggal sirkulasi Karton Cinta yang hanya sebulan lalu setelah Cinta Brontosaurus.

Faktor-faktor tertentu yang berlaku untuk film X tidak bisa berlaku untuk film Y. Hal ini juga dapat meningkatkan faktor daya tarik, tetapi faktor-faktor lain yang lebih kuat benar-benar mengurangi daya tarik film. Banyak juga kondisi di mana beberapa film yang tidak diharapkan untuk membawa sedikit penonton, bahkan mencapai ratusan ribu bahkan jutaan pemirsa. Ada juga film-film yang diharapkan untuk membawa lebih banyak pemirsa, itu hanya akan puluhan ribu saja.Kondisi kita sebut sebagai keberuntungan. Masalahnya adalah bagaimana untuk berpikir tentang penghapusan faktor merugikan. Faktor kelemahan dapat dikurangi hingga memikirkan kembali sistem sirkulasi setiap film bisa mendapatkan jadwal pemutaran dan pemandangan sehari tepat, merancang jumlah lebih memadai produksi dengan jumlah pasar yang ada, dan mempertimbangkan tiket berlaku saat ini..

Yukkk suka dan Cinta Movie Indonesia kita hilangkan prasangka buruk tentang film Indonesia karena kalau bukan Kita siapa lagi yang mau CINTA MOVIE INDONESIA?

Jangan lupa untuk Dukung Gerakan ACIM ini (Aku Cinta Movie Indonesia) dengan cara follow accountnya :

Youtube : Acim Indonesia
Blogspot : AcimIndonesia@blogspot.com
twitter : @acimindonesia
Facebook : acimacim

Jangan ngaku pecinta film kalo belum Cinta Film Negri sendiri..

salam Cinta Film Indonesia

 
Sumber : http://www.muvila.com/movies/reportage/penonton-lebih-suka-film-asing-daripada-film-indonesia-150128g.html

 
Copyright 2009 AKU CINTA INDONESIAN MOVIE. All rights reserved.
Free WordPress Themes Presented by EZwpthemes.
Bloggerized by Miss Dothy