'Comic 8: Casino Kings Part 1': Dari Efek CGI hingga Parodi'

Jakarta -
Di awal film, para komika perampok Bank Ini dari film 'Comic 8' (dan tambahan beberapa karakter baru), diceritakan terdampar di sebuah hutan yang dipenuhi buaya-buaya ganas berukuran lebih besar dari buaya normal. Ditambah, ada satu buaya yang bahkan seukuran reptil purba dari zaman Dinosaurus. Mereka terlihat linglung, tak sadar bagaimana bis terbangun di dalam hutan tersebut, lalu satu per satu diterkam buaya-buaya itu.
Jangan bayangkan adegan tersebut penuh kengerian layaknya film horor. Tentu saja adegan tadi sekedar buat lucu-lucuan dan seru-seruan saja. Begitulah film ini bermula, selepas adegan dikejar buaya tadi, judul 'Comic 8: Casino Kings Part 1' (selanjutnya disebut ‘Casino Kings’) muncul memenuhi layar. Pembukaan film ini nampak seperti film-film James Bond yang legendaris itu (atau juga 'Pintu Terlarang') -- lengkap dengan animasi opening credit title-nya.
Lantas adegan-adegan selanjutnya tumpang tindih. Plot bergerak tak linear, membuat alur cerita jadi agak membingungkan namun tak sampai membuatnya jadi membosankan. Menjelang akhir film saya baru sadar bahwa sutradara Anggy Umbara sedang mengulang formula yang sama yang dipakainya pada film pertama. Presentasi film ini pun masih sama lengkap dengan kehadiran subtitle chapter-chapter pengenalan karakter.
Di ending 'Comic 8' Indro menugaskan delapan anak buahnya untuk menjadi komika, sementara rival-rivalnya (Pandji, Agung Hercules, Nikita Mirzani) dibui. Kini, Indro memberi tugas kepada mereka untuk mencari seorang komika penghubung kepada "The King" (diperankan oleh Sophia Latjuba), atau mungkin ada "The King" lainnya yang belum kita ketahui mengingat judul film ini memakai kata "Kings" sebagai penanda jamak. Ia adalah pemilik kasino paling besar (sekaligus misterius?) di Asia. Misi mereka adalah menangkap The King. Motifnya? Sampai film ini berakhir tidak diketahui, mungkin baru akan terungkap di ‘Part 2’ yang bakal tayang awal tahun depan.
Yang paling membedakan 'Casino Kings' dari film pertama adalah nuansa parodi terhadap film-film lain (Hollywood; 'Almost Famous' dan terutama dua film 'The Raid') teramat menonjol. Dan, seakan disengaja menjadi jualan utama film ini. Untuk hal ini saya agak menyayangkannya mengingat 'Comic 8' pernah menawarkan hal baru dan menyuguhkan cerita yang segar dalam khazanah perfilman nasional.
Kadar lawakan 'Casino Kings' terasa menurun jika dibandingkan dengan 'Comic 8', lebih banyak miss ketimbang hit-nya. Belum lagi, banyak humor-humor parodi yang terasa sekedar “for the sake of its own joke”, misalnya adegan pengakuan gay --parodi 'Almost Famous' yang hadir tanpa implikasi apa-apa terhadap jalinan cerita.
Lalu ada penampilan cameo dari Ray Sahetapy yang seolah mengulang perannya dalam 'The Raid'; ia memperhatikan para komika yang diteror di dalam hutan lewat monitor kamera CCTV. Adegan ini sekaligus "membocorkan" bahwa 'Casino Kings' sesungguhnya adalah parodi dari 'The Hunger Games'? Entahlah, karena keseluruhan durasi 104 menit film ini barulah setengah durasi dari keseluruhan cerita yang mana bakal berakhir di ‘Part 2’.
Jangan bayangkan adegan tersebut penuh kengerian layaknya film horor. Tentu saja adegan tadi sekedar buat lucu-lucuan dan seru-seruan saja. Begitulah film ini bermula, selepas adegan dikejar buaya tadi, judul 'Comic 8: Casino Kings Part 1' (selanjutnya disebut ‘Casino Kings’) muncul memenuhi layar. Pembukaan film ini nampak seperti film-film James Bond yang legendaris itu (atau juga 'Pintu Terlarang') -- lengkap dengan animasi opening credit title-nya.
Lantas adegan-adegan selanjutnya tumpang tindih. Plot bergerak tak linear, membuat alur cerita jadi agak membingungkan namun tak sampai membuatnya jadi membosankan. Menjelang akhir film saya baru sadar bahwa sutradara Anggy Umbara sedang mengulang formula yang sama yang dipakainya pada film pertama. Presentasi film ini pun masih sama lengkap dengan kehadiran subtitle chapter-chapter pengenalan karakter.
Di ending 'Comic 8' Indro menugaskan delapan anak buahnya untuk menjadi komika, sementara rival-rivalnya (Pandji, Agung Hercules, Nikita Mirzani) dibui. Kini, Indro memberi tugas kepada mereka untuk mencari seorang komika penghubung kepada "The King" (diperankan oleh Sophia Latjuba), atau mungkin ada "The King" lainnya yang belum kita ketahui mengingat judul film ini memakai kata "Kings" sebagai penanda jamak. Ia adalah pemilik kasino paling besar (sekaligus misterius?) di Asia. Misi mereka adalah menangkap The King. Motifnya? Sampai film ini berakhir tidak diketahui, mungkin baru akan terungkap di ‘Part 2’ yang bakal tayang awal tahun depan.
Yang paling membedakan 'Casino Kings' dari film pertama adalah nuansa parodi terhadap film-film lain (Hollywood; 'Almost Famous' dan terutama dua film 'The Raid') teramat menonjol. Dan, seakan disengaja menjadi jualan utama film ini. Untuk hal ini saya agak menyayangkannya mengingat 'Comic 8' pernah menawarkan hal baru dan menyuguhkan cerita yang segar dalam khazanah perfilman nasional.
Kadar lawakan 'Casino Kings' terasa menurun jika dibandingkan dengan 'Comic 8', lebih banyak miss ketimbang hit-nya. Belum lagi, banyak humor-humor parodi yang terasa sekedar “for the sake of its own joke”, misalnya adegan pengakuan gay --parodi 'Almost Famous' yang hadir tanpa implikasi apa-apa terhadap jalinan cerita.
Lalu ada penampilan cameo dari Ray Sahetapy yang seolah mengulang perannya dalam 'The Raid'; ia memperhatikan para komika yang diteror di dalam hutan lewat monitor kamera CCTV. Adegan ini sekaligus "membocorkan" bahwa 'Casino Kings' sesungguhnya adalah parodi dari 'The Hunger Games'? Entahlah, karena keseluruhan durasi 104 menit film ini barulah setengah durasi dari keseluruhan cerita yang mana bakal berakhir di ‘Part 2’.
0 comments:
Post a Comment